Hampir semua orang sudah mengenal yang namanya kipas. Sejak dulu orang sudah menggunakan benda tersebut untuk mengusir rasa panas. Kipas pertama kali ditemukan di China pada abad ke-3 sebelum Masehi. Setelah itu kipas mulai dikenal di negara lainnya, seperti Mesir dan Jepang(sekitar abad 6-7 Masehi). Di Jepang sendiri kipas ada 2 jenis, yaitu uchiwa(kipas tanpa lipatan) dan sensu(kipas lipat).
                Uchiwa yang kita lihat sekarang ini adalah sebuah kipas biasa yang terbuat dari potongan bambu dan kertas. Namun dibalik bentuknya yang sederhana itu ternyaa uchiwa memiliki sejarah yang cukup panjang. Nama uchiwa sendiri diambil karena bentuknya yang pipih dan bulat. Ketika pertama kali dikenal, uchiwa digunakan oleh orang Jepang sebagai alat untuk mengusir roh jahat, juga untuk menghindari sinar matahari dan debu. Selain itu, kipas ini juga digunakan dalam berbagai acara formal seperti festival. Tradisi yang saat ini bahkan berlangsung hingga sekarang, terlihat dari banyaknya orang yang berpakaian kimono membawa uchiwa dalam berbagai festival.
                Selama periode Heian hingga Nara, uchiwa digunakan oleh kaum bangsawan untuk menutupi wajah mereka saat berada di keramaian(Tapi tentu saja bukan karena mereka tidak pede dengan wajahnya, melainkan untuk menjaga gengsi ^_^).

Bahkan pada periode Sengoku(perang saudara), para tentara pun memakai uchiwa. Nah lho, gak salah nih?
Tentu saja tidak, sebab uchiwa yang dipakai bukan sembarang uchiwa, melainkan kipas yang dikenal dengan nama gunyou uchiwa. Terbuat dari besi dan kulit yang tebal, gunyou uchiwa dipakai para tentara untuk melindungi tubuh mereka dari serangan musuh. Barulah pada abad ke-16, uchiwa dibuat dari bambu dan kertas sebagai alat untuk mengipas. Pada akhir zaman Edo hingga sekarang, uchiwa sering dijadikan hadiah ucapan terimakasih pada pertengahan tahun(oc huugen).
                Daerah yang paling terkenal sebagai penghasil uchiwa adalah kota Tateyama di prefektur Chiba. Kota ini terletak di dekat semenanjung Boso, sehingga cuaca hangatnya sangat baik untuk ditanami berbagai jenis tumbuhan, termasuk pohon bambu yang merupakan bahan utama pembuatan uchiwa. Pohon bambu yang tumbuh di daerah chiba banyak jenisnya, mulai dari yang tinggi sampai yang batangnya tebal, yang dinamakan moso. Bambu berjenis moso inilah yang paling cocok dijadikan bahan dasar pembuatan kerangka uchiwa.
Uchiwa dibuat secara manual alias menggunakan tangan. Tahap pertama yaitu pemilihan bambu yang akan digunakan sebagai kerangka kipas. Biasanya bambu yang digunakan adalah bambu yang diameternya sebesar kelingking orang dewasa. Setelah itu bambu tersebut dipotong dan dibelah tipis untuk membuat kerangkanya. Dua lembar kertas(washi) ditempelkan pada kerangka kipas.
Kertas yang digunakan untuk pembuatan tateyama-uchiwa adalah kertas yang dinamakan tejika-washi. Berbeda dengan kertas biasa, tejika-washi sangat kuat dan tahan lama. Kadang-kadang ada juga uchiwa yang ditambahkan kerangka pinggiran dengan tujuan agar kertas kipas tidak cepat sobek.
                Di negara tropis, mungkin kipas hanya digunakan saat musim kemarau, namun di Jepang  uchiwa dapat dimanfaatkan dalam segala jenis musim. Uchiwa memang paling sering dipakai mengipas saat musim panas, tapi orang Jepang bisa mengakalinya sebagai kipas untuk memasak nasi di musim gugur atau untuk digunakan dalam pertandingan sumo lokal. Bagaimana dengan musim dingin? Uchiwa tetap bisa dipakai untuk mengipas tunggu perapian agar tetap menyala. Sedangkan pada musim semi, kipas pipih tersebut dipakai saat perayaan festival atau sebagai hadiah. Irit atau kreatif?? Terserah kamu deh...
 
 

Comments ( 0 )